![]() |
foto: iwang dwiartha noegroho |
Oleh: Marmi Panti Hidayah
Usai shalat dzuhur, kami
meninggalkan Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri untuk selanjutnya menuju Masjid
Andalusia di Jl Ir H Juanda, Sentul. Tetapi sempat salah jalan.
Seharusnya dari Masjid
Kubah Emas kami kembali ke arah Cinere, Fatmawati, dan langsung masuk tol
menuju Sentul. Tetapi karena harus makan siang dulu, kami mengambil jalan arah Kota
Depok. Alhasil, kami terjebak kemacetan di beberapa ruas jalan.
Setelah berhasil masuk Tol
Jagorawi, kendaraan keluar di Pintu Tol Sentul City dan kemudian mengambil arah
kiri Jl MH Thamrin. Begitu ada bundaran, tinggal memutar mengarah pada Jl
Juanda.
Kemacetan di jalan membuat
jadwal sedikit berantakan. Kami tiba di sana sekitar pukul 16.00, sehingga
ketinggalan waktu shalat berjamaah. Tapi, tetap saja kami bersemangat untuk
beribadah di sana.
Nama masjid ini unik,
mengingatkan pada sebuah daerah Selatan Spanyol, Andalusia, yang dikenal
memiliki gedung-gedung cantik yang merupakan perpaduan arsitektur Arab dan
Kristen. Orang yang baru pertama kali singgah di sini, mungkin akan
terheran-heran pada namanya.
Dalam laman Tazkia.ac.id
disebutkan bahwa pembangunan Andalusia Islamic Center memang terinspirasi dari
kejayaan peradaan kekhalifahan islam di Andalusia. Pada waktu itu, kehidupan
masyarakat sangat makmur dan wilayah itu menghasilkan ilmuwan-ilmuwan muslim
dari berbagai bidang.

Tempat ibadah ini
tergolong megah. Memiliki satu kubah besar yang dikelilingi empat menara. Masjid Andalusia berada di
kompleks Andalusia Islamic Center. Di kompleks ini terdapat kampus STEI Tazkia,
gedung pertemuan Al Hambra, Tazkia Global Islamic School, TK Islam Terpadu, dan
Gedung Pemberdayaan Umat.
Ruang parkirnya cukup
luas. Sebelum ke ruang shalat, kita bisa mengambil air wudhu di lantai bawah.
Ruangan tempat wudhu cukup luas, sehingga nyaman bagi jamaah yang sedang
bersuci.
Selanjutnya, jamaah
menaiki anak tangga menuju ruang shalat. Bagi jamaah yang sudah lanjut usia
atau tengah menderita gangguan fisik, perlu lebih berhati-hati dalam menaiki
anak tangga ini.
Tempat shalat di Andalusia
cukup nyaman, sehingga kami bisa shalat Ashar dan dzikir petang secara khusyuk. Ruangannya luas dan terang
karena bangunannya memiliki banyak jendela terbuka. Jika melongok
dari balik jendela, akan terlihat bangunan Tazkia Global Islamic School.
Langit-langit kubahnya
yang berhias kaligrafi dengan ornament sangat menarik.
Masjid Andalusia dan
kompleks Islamic Center ini terbangun atas gagasan Yayasan Tazkia pimpinan M
Syafii Antonio. Ia adalah seorang mu’alaf dan kini menjadi pakar ekonomi
syariah.
Syafii Antonio sebelumnya
bernama Nio Cwan Chung, seorang WNI keturunan Tionghoa. Dalam web Andalusia
disebutkan, sejak kecil Syafii Antonio menganut ajaran Konghucu, karena ayahnya
seorang pendeta Konghucu. Meski demikian, Nio kecil sering memperhatikan
cara-cara ibadah orang muslim. Lantaran sering memperhatikan, lama-lama ia
merasa suka dan diam-diam melakukan shalat meski belum masuk muslim.
Beruntung keluarganya
memberikan kebebasan untuk memilih agama. Oleh karena itu, Nio kecil sempat
masuk menjadi penganut protestan dan berganti nama Pilot Sagaran Antonio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar